Tentara Napoleon di Tanah Jawa

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Sejarah Legiun Mangkunegaran dan detail-detailnya.

Judul: Legiun Mangkunegaran (1808-1942); Tentara Jawa-Perancis Warisan Napoleon Bonaparte

Penulis: Iwan Santosa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 2011

Penerbit: Penerbit Buku Kompas                                                         

Tebal: xxii + 446

ISBN: 978-979-709-599-4

 

Ketika diterima kabar bahwa pasukan Inggris telah mendarat dan menguasai Semarang, jumlah tentara yang desersi semakin bertambah, “tidak saja di antara pasukan bantuan, tetapi juga di kalangan militer baik pribumi maupun Eropa”, Aukes mencatat. Sialnya desersi massal ini terjadi di pasukan arteleri, sehingga 12 meriam di garis depan hanya tersisa para penembak meriam anak buah Pangeran Prang Wedono, yang setia tetap berada di pos mereka…(125).

Cuplikan diatas menggambarkan betapa pasukan yang dipimpin Pangeran Prang Wedono adalah pasukan perang yang profesional dan gagah berani. Siapakah mereka? Mereka adalah Legiun Mangkunegaran, tentara Napoleon di Tanah Jawa.

Legiun Mangkunegaran diresmikan oleh Gubernur Jenderal Deandels pada Hari Jumat tanggal 29 Juli 1808 dengan maksud untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Pangeran Ario Prabu Prang Wedono (Mangkunegoro II) dinobatkan sebagai Kepala Pasukan dengan pangkat Kolonel. Legiun Mangkunegaran disusun dengan struktur Grande Armee Napoleon yang sangat terkenal. Keputusan membangun tentara sendiri di Jawa oleh Gubernur Jenderal Deandels adalah karena pengiriman tentara Perancis ke Jawa tidak kunjung terealisasi.

Mengapa Mangkunegaran? Bukankah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogjakarta jauh lebih besar dari Mangkunengaran? Pilihan Deandels atas Mangkunegara tidak asal pilih. Pilihan ini didasarkan atas tradisi tentara Mangkunegaran yang sudah teruji. Pada Bab II Iwan Santosa membahas secara detail tradisi tentara Mangunegaran. Tak lupa Iwan Santosa juga menjelaskan kaitan tradisi tentara Mangkunegaran dengan para laskar Tionghoa yang menjadi ‘mentor’ Raden Mas Said, sang pendiri Kadipaten Mangkunegaran. 

Uraian tentang struktur ketentaraan dan sekolah serdadu (Soldat Sekul) diuraikan secara detail dan cermat di Bab III. Adanya sistim promosi dan sekolah serdadu ini menunjukkan bahwa Legiun Mangkunegaran adalah betul-betul tentara modern.

Kiprah Legiun Mangkunegaran sebagai tentara profesional ditunjukkan ketika mereka membantu Belanda mempertahankan Jawa dari Inggris, membantu Inggris menyerang Keraton Jogja, bersama Belanda memadamkan Bajak Laut Bangka, melawan Pangeran Diponegoro (Perang Jawa), dan perang Aceh.

Peran Legiun Mangkunegaran ini bisa dibilang kontroversial, karena pernah membantu penjajah Inggris menyerang Keraton Jogja dan bersama Belanda melawan pasukan Diponegoro. Namun demikian, keperwiraan dan kesetiaan sebagai tentara profesional patut dibanggakan.

Jadi, berbanggalah Indonesia yang sudah mempunyai tentara profesional dari Abad 19.

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler